Sabtu, 19 Oktober 2013

Topik kita hari ini adalah masalah dosa.



Topik kita  hari ini adalah masalah dosa.

Begini ustadz, kadang-kadang kalau kita lagi ngobrol, terus ada yang nyerempet membicarakan orang lain, terus ada teman bilang; “Eh puasa-puasa jangan ngomongin kejelekan orang lain, nanti dosa!”
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan dosa itu?

Ungkapan itu  sebetulnya satu kesadaran yang baik yang perlu dipelihara, bahkan sampai di luar bulan puasa nanti, karena itulah salah satu indikasi puasa kita yang berhasil.

Beberapa ulama mengatakan bahwa:
Dosa itu adalah segala bentuk perbuatan yang melanggar ajaran Allah dan Rasulnya, baik dalam masalah syari’ah, aqidah, ibadah maupun muamalah.
Ulama lainnya mengatakan bahwa dosa adalah segala bentuk perbuatan yang kalau kita lakukan ada rasa tidak sregg dalam hati kita.

Wah…, yang terakhir ini tidak jelas patokannya ustadz, bisa-bisa orang yang sudah sehari-hari minum minuman keras atau narkoba, enjoy saja melakukan perbuatan tercela tersebut.
Bagaimana batasan yang aman untuk masalah ini?

Dalam diri manusia itu ada hati yang memiliki peran sentral. Hati adalah ibarat panglima dan seluruh pikiran dan gerak tubuh kita adalah perajuritnya. Masyarakat kita mengistilahkan hati nurani, hati kecil yang tak pernah bisa dibohongi atau didustakan. Disinilah relevansinya sabda Rasulullah saw; “Istafti qalbaka – mintalah fatwa kepada hatimu”. Orang yang melakukan suatu perbuatan buruk/tercela, nuraninya berkata ini tidak baik, ini dosa, ini melanggar aturan. Akan tetapi  seringkali suara nurani itu dikalahkan oleh bisikan syetan, sehingga yang dominan adalah nafsu yang termakan bujuk rayu syetan.
Disinilah pentingnya melatih sensitivitas/kepekaan hati, sehingga hati kita menjadi hati yang bersih, yang memiliki kemampuan membedakan yang benar dan yang salah.

Kemudian ada juga istilah dosa kecil dan dosa besar. Bagaimana pembagian dosa itu sebenarnya ustadz.

Dalam beberapa hadist kita menemukan pembagian dosa itu beberapa.
1.      Ada dosa –dosa besar – al kabair. Bahkan dosa paling besar diantara dosa-dosa besar.
2.      Ada istilah dosa-dosa yang menghancurkan.
3.      Ada istilah dosa kecil, yang timbul akibat kelalaian atau ketidak sengajaan.

Ada dosa –dosa besar – al kabair. Bahkan dosa paling besar diantara dosa-dosa besar.
Dari Abi Bakrah ra berkata; Rasulullah saw; Tidakkah aku beritakan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar –diulang 3x-. Mereka menjawab; Tentu, wahai Rasulullah. Rasulullah berkata  lagi; (ialah) syirk kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Kemudian Rasulullah saw duduk setelah sebelumnya bersandaran seraya berkata; ingatlah, berbicara dusta. Rasulullah mengulang kata-kata itu. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’iy)


Lalu apa itu yang dimaksud dengan dosa-dosa yang  menghancurkan, ustadz?

Dosa-dosa yang menghancurkan adalah yang dapat menghapus nilai amalan kebaikan kita. Dosa syirk misalnya disebutkan  dalam al qur’an an takhbatha a’malukum. Kita perlu sangat berhati-hati karena ibarat anda kerja di hadapan sebuah komputer, sudah menulis dalam jumlah banyak, tetapi tidak di-save (tidak dicatat malaikat sebagai satu amalan kebajikan) sebagai Al Kahfi 103-105

Dari hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW bersabda; Hindarilah 7 dosa yang menghancurkan. Orang-orang berkata wahai Rasulullah, apa saja ke 7 dosa itu? Rasulullah menjawab; (1) syirk, (2) sihir, (3) membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali demi kebenaran, (4) memakan riba, (5) memakan harta anak yatim, (6) melarikan diri saat perang, dan (7) menuduh wanita-wanita yang terjaga (beriman) lalai. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan nasa’i)

Tadi juga ada istilah dosa kecill, bisa dijelaskan?

Ada istilah dosa kecil, yang timbul akibat kelalaian atau ketidak sengajaan.
Dan ada yang perlu diperhatikan dalam masalah dosa kecil:
1.      Seorang muslim itu tidak boleh menganggap remeh dosa-dosa kecil. Ah dosa kecil ji ini. Karena perbedaan fundamental antara orang beriman dengan orang kafir dalam memandang dosa adalah; Orang-orang beriman itu melihat dosa-dosa kecil itu ibarat gunung yang akan menimpa dia, sementara orang-orang kafir menganggap dosa-dosa itu ibarat seekor lalat yang hinggap di mukanya, yang sekali gerak refleks saja bisa dihilangkan.
2.      Dosa-dosa kecil yang bertumpuk-tumpuk akhirnya menggunung menjadi dosa besar.




Kiat-kiat menghapus dosa
Ramli Mansur, SE.

Kemaren kita berbicara masalah dosa-dosa.
Hari ini kita ingin mendapat penjelasan bagaimana kiat-kiat menghapus dosa.

Mengapa orang harus menghapus dosa?
1.      Dosa merupakan sesuatu yang harus dihapus
Dosa adalah ibarat noda yang menempel pada tubuh dan harus kita bersihkan. Tapi pensikapan manusia terhadap dosa itu macam-macam. Ada orang yang sensitive terhadap kotoran fisik, bahkan sebahagian manusia diberi karunia sensetivitas luar biasa, sampai menjadi penyakit seperti alergi. Pakaiannya kena noda sedikit saja dia sudah gelisah. Bercak-bercak hitam di raut wajahnya menjadikan dia pusing kosmetik macam apa lagi yang harus dipakai untuk mengatasinya.
Tetapi noda-noda hitam yang menutupi relung hatinya tidak pernah dia urusi dengan baik. Dosa itu ibarat noda-noda yang menempel pada sebuah cermin. Semakin tidak terawat, semakin banyak noda itu dan semakin kehilangan fungsi hati tersebut
Jika produk kosmetika merawat dan melindungi diri kita dari berbagai kotoran dan pengaruh luar, maka dzikir dan istighfar adalah kosmetika yang merawat dan menjaga diri kita dari dosa. Semakin banyak orang berzikir dan beristighfar semakin terpelihara dirinya dari dosa. Contohnya; kalau kita dalam kondisi berwudhu, maka kita pasti hati-hati terhadap najis dan kotoran yang akan membatalkan wudhu kita. Kalau kita berpuasa kita berhati-hati dari ngomong kotor, memfitnah, bergunjing, dstnya.
Kalau dzikir dan istighfar kita ibaratkan sebagai kosmetika yang melindungi dan merwat diri dari dosa, maka taubat adalah zat penghapus dosa yang lebih ampuh. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kita bertaubat.

Bagaimana kiat-kiat menghapus dosa?
2.      Kiat menghapus dosa:
a.          Taubat.
-          arti taubat –inabah, artinya kembali. Maksudnya kembali ke jalan yang benar setelah melakukan kelalaian dan penyimpangan.
-          syarat-syarat taubat; 3 dengan Allah dan tambah satu terkait dengan manusia.
-       Menyesali dan meninggalkan perbuatan dosa
-       bertekad untuk tidak mengulangi.
-       Dan kalau terkait dengan manusia maka dia harus menyelesaikan dengan orang tersebut.
b.         khawatir tdk diampuni dan harap dengan rahmat Allah. Ingat Nasyid Raihan.
c.          contoh kisah orang-orang yang bertobat Ibrahim bin Adham dengan seorang lelaki pelaku maksiyat,  ibrahnya:
-       Orang yang mau bertobat/menhapus dosa itu harus diberikan optimisme.
-       Orang yang mau menghapus dosa itu harus tahu kunci-kunci penghalang kemaksiyatan;
-       menyadari dia dibesarkan dari rezeki Allah
-       menyadari bahwa dia diberi fasilitas hidup di bumi Allah
-       menyadari bahwa allah maha melihat
-       menyadari bahwa malaikat maut dan malaikat zabaniyah adalah petugas Allajh yang tidak bisa dinegosiasi.
d.         Melaksanakan peribadatan

Nasyid Raihan

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai,
Namun rahmatmu

Wahai Tuhan ku tak layak ke syurgamu
Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu
Ampunkan dosaku terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Ilahi lastu lil firdausi ahlaan
Walaa aqwa ‘alan naaril jahiimi