Topik kita hari ini adalah masalah dosa.
Begini ustadz, kadang-kadang kalau kita lagi ngobrol,
terus ada yang nyerempet membicarakan orang lain, terus ada teman bilang; “Eh
puasa-puasa jangan ngomongin kejelekan orang lain, nanti dosa!”
Sebenarnya apa sih
yang dimaksud dengan dosa itu?
Ungkapan itu sebetulnya satu kesadaran yang baik yang perlu
dipelihara, bahkan sampai di luar bulan puasa nanti, karena itulah salah satu
indikasi puasa kita yang berhasil.
Beberapa ulama mengatakan bahwa:
Dosa itu adalah segala bentuk
perbuatan yang melanggar ajaran Allah dan Rasulnya, baik dalam masalah
syari’ah, aqidah, ibadah maupun muamalah.
Ulama lainnya mengatakan bahwa
dosa adalah segala bentuk perbuatan yang kalau kita lakukan ada rasa tidak
sregg dalam hati kita.
Wah…, yang terakhir ini tidak
jelas patokannya ustadz, bisa-bisa orang yang sudah sehari-hari minum minuman
keras atau narkoba, enjoy saja melakukan perbuatan tercela tersebut.
Bagaimana batasan yang aman
untuk masalah ini?
Dalam diri manusia itu ada hati yang
memiliki peran sentral. Hati adalah ibarat panglima dan seluruh pikiran dan
gerak tubuh kita adalah perajuritnya. Masyarakat kita mengistilahkan hati
nurani, hati kecil yang tak pernah bisa dibohongi atau didustakan. Disinilah
relevansinya sabda Rasulullah saw; “Istafti qalbaka – mintalah fatwa
kepada hatimu”. Orang yang melakukan suatu perbuatan buruk/tercela,
nuraninya berkata ini tidak baik, ini dosa, ini melanggar aturan. Akan
tetapi seringkali suara nurani itu
dikalahkan oleh bisikan syetan, sehingga yang dominan adalah nafsu yang
termakan bujuk rayu syetan.
Disinilah pentingnya melatih
sensitivitas/kepekaan hati, sehingga hati kita menjadi hati yang bersih, yang
memiliki kemampuan membedakan yang benar dan yang salah.
Kemudian
ada juga istilah dosa kecil dan dosa besar. Bagaimana pembagian dosa itu
sebenarnya ustadz.
Dalam
beberapa hadist kita menemukan pembagian dosa itu beberapa.
1.
Ada dosa –dosa besar – al kabair. Bahkan dosa
paling besar diantara dosa-dosa besar.
2.
Ada istilah dosa-dosa yang menghancurkan.
3.
Ada istilah dosa kecil, yang timbul akibat
kelalaian atau ketidak sengajaan.
Ada dosa –dosa besar – al kabair. Bahkan dosa
paling besar diantara dosa-dosa besar.
Dari Abi
Bakrah ra berkata; Rasulullah saw; Tidakkah aku beritakan kepada kalian tentang
dosa-dosa besar yang paling besar –diulang 3x-. Mereka menjawab; Tentu, wahai
Rasulullah. Rasulullah berkata lagi;
(ialah) syirk kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Kemudian
Rasulullah saw duduk setelah sebelumnya bersandaran seraya berkata; ingatlah,
berbicara dusta. Rasulullah mengulang kata-kata itu. (HR. Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Nasa’iy)
Lalu
apa itu yang dimaksud dengan dosa-dosa yang
menghancurkan, ustadz?
Dosa-dosa
yang menghancurkan adalah yang dapat menghapus nilai amalan kebaikan kita. Dosa
syirk misalnya disebutkan dalam al
qur’an an takhbatha a’malukum. Kita perlu sangat berhati-hati
karena ibarat anda kerja di hadapan sebuah komputer, sudah menulis dalam jumlah
banyak, tetapi tidak di-save (tidak dicatat malaikat sebagai satu amalan
kebajikan) sebagai Al Kahfi 103-105
Dari hadist
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW bersabda; Hindarilah 7
dosa yang menghancurkan. Orang-orang berkata wahai Rasulullah, apa saja ke 7
dosa itu? Rasulullah menjawab; (1) syirk, (2) sihir, (3) membunuh orang yang
diharamkan Allah kecuali demi kebenaran, (4) memakan riba, (5) memakan harta
anak yatim, (6) melarikan diri saat perang, dan (7) menuduh wanita-wanita yang
terjaga (beriman) lalai. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan nasa’i)
Tadi
juga ada istilah dosa kecill, bisa dijelaskan?
Ada istilah dosa kecil, yang timbul akibat
kelalaian atau ketidak sengajaan.
Dan ada yang perlu diperhatikan dalam
masalah dosa kecil:
1. Seorang muslim itu tidak boleh menganggap
remeh dosa-dosa kecil. Ah dosa kecil ji ini. Karena perbedaan
fundamental antara orang beriman dengan orang kafir dalam memandang dosa
adalah; Orang-orang beriman itu melihat dosa-dosa kecil itu ibarat gunung
yang akan menimpa dia, sementara orang-orang kafir menganggap dosa-dosa itu
ibarat seekor lalat yang hinggap di mukanya, yang sekali gerak refleks saja
bisa dihilangkan.
2. Dosa-dosa kecil yang bertumpuk-tumpuk
akhirnya menggunung menjadi dosa besar.
Kiat-kiat menghapus dosa
Ramli Mansur, SE.
Kemaren kita berbicara masalah
dosa-dosa.
Hari ini kita ingin
mendapat penjelasan bagaimana kiat-kiat menghapus dosa.
Mengapa orang harus
menghapus dosa?
1.
Dosa
merupakan sesuatu yang harus dihapus
Dosa adalah
ibarat noda yang menempel pada tubuh dan harus kita bersihkan. Tapi pensikapan
manusia terhadap dosa itu macam-macam. Ada
orang yang sensitive terhadap kotoran fisik, bahkan sebahagian manusia diberi
karunia sensetivitas luar biasa, sampai menjadi penyakit seperti alergi. Pakaiannya
kena noda sedikit saja dia sudah gelisah. Bercak-bercak hitam di raut wajahnya
menjadikan dia pusing kosmetik macam apa lagi yang harus dipakai untuk
mengatasinya.
Tetapi
noda-noda hitam yang menutupi relung hatinya tidak pernah dia urusi dengan
baik. Dosa itu ibarat noda-noda yang menempel pada sebuah cermin. Semakin tidak
terawat, semakin banyak noda itu dan semakin kehilangan fungsi hati tersebut
Jika produk
kosmetika merawat dan melindungi diri kita dari berbagai kotoran dan pengaruh
luar, maka dzikir dan istighfar adalah kosmetika yang merawat dan menjaga diri
kita dari dosa. Semakin banyak orang berzikir dan beristighfar semakin
terpelihara dirinya dari dosa. Contohnya; kalau kita dalam kondisi berwudhu, maka
kita pasti hati-hati terhadap najis dan kotoran yang akan membatalkan wudhu
kita. Kalau kita berpuasa kita berhati-hati dari ngomong kotor, memfitnah, bergunjing,
dstnya.
Kalau dzikir
dan istighfar kita ibaratkan sebagai kosmetika yang melindungi dan merwat diri
dari dosa, maka taubat adalah zat penghapus dosa yang lebih ampuh. Oleh sebab
itu Allah memerintahkan kita bertaubat.
Bagaimana kiat-kiat
menghapus dosa?
2.
Kiat
menghapus dosa:
a.
Taubat.
-
arti
taubat –inabah, artinya kembali. Maksudnya kembali ke jalan yang benar setelah
melakukan kelalaian dan penyimpangan.
-
syarat-syarat
taubat; 3 dengan Allah dan tambah satu terkait dengan manusia.
-
Menyesali dan meninggalkan perbuatan dosa
-
bertekad
untuk tidak mengulangi.
-
Dan kalau terkait dengan manusia maka dia harus
menyelesaikan dengan orang tersebut.
b.
khawatir
tdk diampuni dan harap dengan rahmat Allah. Ingat Nasyid Raihan.
c.
contoh
kisah orang-orang yang bertobat Ibrahim bin Adham dengan seorang lelaki pelaku
maksiyat, ibrahnya:
-
Orang
yang mau bertobat/menhapus dosa itu harus diberikan optimisme.
-
Orang
yang mau menghapus dosa itu harus tahu kunci-kunci penghalang kemaksiyatan;
-
menyadari
dia dibesarkan dari rezeki Allah
-
menyadari
bahwa dia diberi fasilitas hidup di bumi Allah
-
menyadari
bahwa allah maha melihat
-
menyadari
bahwa malaikat maut dan malaikat zabaniyah adalah petugas Allajh yang tidak
bisa dinegosiasi.
d.
Melaksanakan
peribadatan
Nasyid
Raihan
Dosa-dosaku
bagaikan pepasir di pantai,
Namun
rahmatmu
Wahai Tuhan
ku tak layak ke syurgamu
Namun tak
pula aku sanggup ke nerakaMu
Ampunkan
dosaku terimalah taubatku
Sesungguhnya
Engkaulah pengampun dosa-dosa besar
Ilahi lastu
lil firdausi ahlaan
Walaa aqwa
‘alan naaril jahiimi